Laut ini Kering jadi Gurun Pasir Beracun, Dulu Ombaknya Setinggi 7 Meter

img source: lifereport

Tahukah kalian, ada Laut yang Kering saat ini?

Laut yang mengering itu adalah Laut Aral. Laut Aral menjadi sebuah fenomena bencana lingkungan yang diakibatkan oleh keserakahan manusia. Efeknya luar bisa terhadap lingkungan dan efek kemanusiaan. Butuh waktu yang lama dan panjang untuk memulihkan keadaan ini.

Di tahun 1950an, laut ini adalah Danau terbesar keempat di dunia, karena luasnya sehinga disebut sebagai Laut. Luasnya 67300 km2 atau hampir setengah pulau jawa luasnya. Laut ini juga memasok  hampir 17%  kebutuhan ikan di uni soviet dan pengalengan ikan dunia kala itu, seperti dilansir dari britannica dan bbc.

Karena luasnya laut, garis pantainya membantang di dua negara, yaitu Kazakhstan dan Usbekistan.

Saat tahun 1950an, Saat jaya jayanya bahkan menurut penduduk sekitar, laut ini punya ombak besar setinggi 7 meter, dan saat ini Laut Aral jadi kering dengan pemandangan yang mengenaskan.

Bencana yang mengakibatkan keringnya Laut Aral ini dimulai saat pemerintah uni soviet memutuskan mengembangkan industry kapas dan pertanian. Mereka akhirnya menggunakan air dari sungai utama yang mengalirkan air ke Laut Aral ini, yaitu sungai Amu Darya dan Syr Darya. Mereka memulainya dengan membangun saluran sepanjang 500 km dan mengambil hampir sepertiga dari pasokan air sungai yang mengalir menuju laut aral, untuk mengairi pertanian kapas. Ternyata perhitunganya salah, kapas adalah tanaman yang membutuhkan banyak air apalagi dengan kondisi tanah di sekitar Laut Aral yang tidak cocok untuk tanaman tersbeut, sehingga pengambilan air diperkirakan melebihi dari yang direncanakan.

img source: wikimedi commons

Mereka baru menyadari pada tahun 1980an awal, ketika mengetahui bahwa jumlah air yang masuk ke laut aral tinggal 10% dan laut mulai menunjukkan penuruan air yang tajam daan mulai terjadinya kekeringan parah.

Baca juga  Kebenaran Tentang Keberadaan Mawar Hitam, Ada atau Hoax?

Kekeringan parah ini terus berlajut sampai tahun 1989 dimana laut ini akhirnya terbelah menjadi 2 bagian besar dan kering secara signifikan, dan membentuk sisa air di cekungan laut bagian utara dan bagian selatan, yang kemudian disebut sebagai Laut Aral selatan dan Laut Aral utara.

Laut mulai mengering cepat dan terus berlanjut, hingga pada tahun 2009 tinggi air laut aral tinggal separuh dari tinggi air sebelumnya. Volumenya juga berkurang drastis tinggal seperempat dari volume laut semula.

Laut Aral mengering meningalkan tanah gersang yang menjdi gurun pasir dengan luas 60.000 hektar lebih.

Bekas  laut mengering meninggalkan tanah dengan kadar garam tinggi dan penuh dengan polutan pestisida pertanian yang terbawa ke lautan.

Hal ini menimbulkan dampak kesehatan luar biasa bagi warga disekitar laut dan bahkan debu beracunnya terbang tinggi menyebar ke ratusan kilometer sekitar lautan yang kering tersebut.

Kapal kapal berkarat teronggok tak berdaya di gurun pasir beracun bekas Laut Aral yang mengering.

Keringnya Laut Aral juga memberi dampak terhadap perubahan iklim, musim dingin menjadi sangat dingin dan musim panas menjadi teramat panas dengan badai debu bekas pestisida dan racun pertanian kapas.

Gurun gurun pasir baru bekas Laut Aral ini memproduksi debu garam yang beracun yang mengakibatkan efek kesehatan yang dramatis. Penduduk menjadi berpenyakit kanker teggorokan, limfa, TBC bronkitis kronis anemia, hepatitis dan asma, kematian anak anak mencapai 7.5%, dan lebih dari separuh anak anak ini meninggal karena penyakit pernafasan akibat garam dan mineral beracun yang mereka hirup.

Vegetasi juga rusak ekosistemnya, dan debu beracun ini terbang tinggi, hingga 200 kilometer  menjangkau area pertanian yang luas di uzbekistan kyrgyzstan turkmenistan dan negara negara lain.

Baca juga  Tradisi Pernikahan Unik di India yang perlu kalian tahu

Debu debu ini juga mengurangi produktivitas daerah terdampak, mencapai puncak gunung gunung di Kirgistan dan menjadikan gletser mencair, membuat perubahan iklim dunia.

Dengan dibantu Bank Dunia, Kazakhstan mulai membangun dam, sebagai upaya terakhir menyelamatkan Laut Aral tersebut.

Pada tahun 2008, permukaan air kembali meninggi, kadar garam berkurang, dan ikan-ikan kembali bermunculan. Akan tetapi, nasib Laut Aral Selatan masih suram.

walaupun begitu, kini, Laut Aral tengah menuju ke kematiannya. Para ahli memperkirakan, Laut ini akan segera hilang selamanya. Tragedi yang menimpanya menjadi “salah satu bencana lingkungan terburuk di planet ini”.

img source : i.redd.it

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.